Karakteristik Tari Serimpi
Tari serimpi
adalah tarian yang berasal dari Jawa Tengah, kata serimpi mengacu pada
persamaan kata bilangan 4, oleh karena itu tari serimpi identik dengan jumlah
penari 4 orang saja yang semuanya wanita. Ke-empat penari tersebut melambangkan
4 unsur dunia, yaitu api atau grama,
udara atau angin, air atau toya dan tanah atau bumi.
Kemunculan tari
ini konon berasal dari kerajaan mataram ketika masa pemerintahan Sultan Agung. Tari
ini dianggap sakral karena hanya dilakukan dilingkungan kraton, untuk upacara
kenegaraan dan peringatan naik tahta Sultan. Tahun 1775, mataram pecah menjadi
dua yakni kesultanan Surakarta dan kesultanan Yogyakarta. Hal ini berdampak
pada tarian ini, walaupun inti tarian masih sama. Namun serimpi Yogya menjadi
Serimpi Dhempel, Genjung dan Babul Layar. Sementara Surakarta menjadi serimpi
Bondan dan Anglir Mendung. Walaupun tarian ini sudah sejak lama ada, tetapi
baru pada tahun 70an publik mengetahuinya, karena saking sakralnya tarian
kraton ini.
Tema perang
dalam tari serimpi ini sebenarnya adalah filsafat hidup budaya ketimuran. Tarian
ini menggambarkan peperangan yang tak akan pernah habis yakni antara kejahatan
dan kebaikan. Bahkan dalam melakukan tari serimpi penari diberi perlengkapan
berupa senjata. Properti yang digunakan berupa jepeng, cundrik, atau keris
kecil, pistol, jemparing, dan tombak pendek.
Gerak tari
serimpi dibagi menjadi 3 bagian :
1. Gerak Maju Gawang
Gerak sikap jalan biasa dengan sikap tertentu menuju tempat pentas dengan
cara berbelok kekanan dan kekiri, kemudian diakhiri dengan sikap duduk
2. Gerak Pokok
Pada gerak pokok, penari menyajikan tentang tema tariannya. Kalau inti
tarian garapannya adalah berbentuk sajian, maka gerak pokoknya akan berbentuk
peperangan
3. Gerak Mundur Gawang
Gerak mundur gawang, kebalikan dari gerak maju gawang. Gerak ini di
praktekan dengan gerak jalan biasa
Dari segi
pakaian, pakaian yang digunakan oleh penari juga mengalami perkembangan dari sebelumnya.
Jika awalnya pakaian yang dikenakan seperti pakaian pengantin putri kraton
dengan gelung bokor sebagai hiasan kepala dan dodotan, saat ini kostum penari
beralih menjadi pakaian tanpa lengan, gelung dengan hiasan bunga ceplok, dan
hiasan kepala bulu burung kasuari. Karakteristik dari penari serimpi adalah
mengenakan keris kecil yang diselipkan dibagian depan menyilang kekiri
Sebelum menari,
mereka terlebih dahulu melakukan ritual sesajen. Jika diperhatika seolah para
penari dibawa ke alam lain. Karena dalam durasi hampir 60 menit para penari
terus menari tanpa adanya interaksi terhadap penonton. Namun seiring dengan
perkembangan zaman globalisasi, tari serimpi yang sejatinya dipertunjukan
dengan durasi yang hampir 60 menit. Sekarang berubah menjadi menjadi durasi
yang cukup singkat, hanya sekitar 15 menit saja.
Pengiringan musik
dalam tari serimpi inipun juga sangat sederhana, jika dikelompokan akan menjadi
tiga bagian utama, yaitu ; musik sebagai pengiring penari, musik sebagai
ilustrator gerak, dan musik sebagai pengisi suara. Pada umumnya alat musik yang
dipakai adalah gamelan jawa.
Fungsi tarianpun
berubah dari hanya untuk upacara menjadi sebagai sarana hiburan yang dapat
dilihat kapan saja.
Tarian ini
dimaknakan sebagai tarian yang penuh jiwa ksatria, yang mampu mengalahkan hawa
nafsu yang selalu menyertai manusia selama hidupnya. Perlu digaris bawahi dalam
tarian ini kita dapat memetik pelajaran hidup, seperti : harus memiliki sikap
pemberani dan sifat jujur dalam perbuatan yang kita lakukan
Dari 4
penari yang menggambarkan 4 unsur dunia yang tertanam dalam tari serimpipun juga
dapat menunjukkan bahwa dengan saling bekerjasama dan saling menjaga kehidupan
umat manusia akan tetap seimbang tanpa adanya perpecahan dan diharapkan akan
selalu terjaga keharmonisan antar umat manusia
Daftar Pustaka
https://docs.google.com/document/d/1ipmug_dRdKWGWnq0NIoUxWbHbYx6YkHoOdEidj_dlE8/edit?pli=1
http://pusakapusaka.com/tari-serimpi-tarian-sakral-di-daerah-istimewa-yogyakarta.html
http://anitageofani.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar